Rabu, 03 April 2013

Wahana Apresiasi Kasih


Kasih…
Kau buat rembulan tidak membiru beku
Pancarkan pesona dalam teduh cahaya
Ciptakan gelora atas samudera
Tempat biduk kecilku berada

Kau usir kekeringan malam
Karena ada kerinduan akan kebersamaan
Dan ada saat ‘tuk berbagi
Juga tempat ‘tuk berlari
Dan alasan ‘tuk berarti

Kau ubah mentari menjadi kerinduanku
Bahkan panasnya adalah hasratku
Karena kau beri harga tertentu
Atas tiap tetes peluh yang luruh
Dari sekujur titik tubuh

Artimu bagiku…
Menyatu dengan tiap tetes darahku
Menyentuh tiap titik dalam hidupku
Memeluk setiap detik waktuku
Memaknai segala yang ada pada diriku

Artimu bagiku…
Senyawa dengan tiap tetes udara
Yang kuhirup setiap waktu
Selama hidupku
Tetap saja aku membutuhkanmu

Kau mengasihiku…
Dengan segala apa milikmu
Walau tiada yang dapat kau ambil dariku
Tiada pernah kau berpaling dariku
Entah apa jadinya aku..bila hidup tanpa dirimu

Maka…
Kaulah satu-satunya nama yang menetap dilubuk jiwa
Dan akan tetap terucap ...
Bahkan kala semua kata telah sirna …
Ditelan perkasanya masa

Senyummu …
Melebihi indahnya mentari pagi
Yang menguak kebisuan cakrawala
Memberikan harapan pasti
Yang tak pernah kau ingkari

Tatapan matamu …
Melampaui pesona bulan purnama
Begitu teduh damaikan jiwa
Menghapus segala luka
Yang terlalu dalam menikam rasa

Lembut suaramu …
Sejuk menyentuh dasar kalbu
Membuat segala badai membisu
Merah segala bara pun membeku
Kar’na terpesona akan dirimu

Apa yang dapat kubanggakan di hadapanmu
Semua milikku berharga kar’na dirimu
Bahkan tiap patah kata pun berasal darimu
Dan tiap tetes darahku adalah milikmu
Tiap waktuku pun sentuhan jemarimu

Dapatkah kini ‘ku bertegar tengkuk dihadapanmu
Yang tak pernah berhenti mengasihiku
Bahkan …
Kau abaikan kehinaanku
Dan kau lupakan kesalahnku

Kasihmu padaku …
Kian berlipat seiring perjalanan waktu
Hingga mentari pun hormat padamu
Dan rembulan pun takjub atas dirimu
Karena tiada cela atas kasihmu

Api yang berkobar membakar jiwaku
Padam karena senyuman bibirmu
Lenyap karena pandangan matamu
Malu karena lembut sentuhan jemarimu
Tak mampu tampakkan diri dihadapanmu

Kasih …
Aku tak tahu apa istimewaku
Hingga begitu dalam kau mengasihiku
Tanpa pernah merndahkanmu
Yang memang terlalu rendah di hadapanmu

Mungkin …
Kelemahanku membuatmu iba
Kesesatanku membuatmu menderita
Kepicikanku membuatmu terluka
Dan kepalsuanku membuatmu merana

Kau arahkan kasihmu padaku
Agar jangan terjatuh diriku …
Dalam ciuman kenistaan yang palsu
Dalam penderitaan yang beku
Dan dalam dekapan yang semu

Kasih …
Kini  mulai kutahu
Bagaimana selayaknya bersikap dihadapanmu
Agar jangan kudiam membisu
Terbelenggu segala keterbatasanku

Izinkanlah ‘ku mengasihimu
Dengan segenap rasa dan jiwa
Dengan apa yang dapat kulakukan padamu
Dengan segala sesuatu yang ada pada diriku
Sepanjang waktu dalam hidupku …

Akan kucoba mengasihimu …
Samapi matahari pucat pasi
Sampai angin selatan pun berhenti
Hanya agar engkau mengerti …
Bagiku kau sungguh berarti …


     Dikutip dari buku 'Benarkah aku mengasihimu?' Bambang Untoro.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar